Antara tahun 1861-1865 di Amerika Serikat berkecamuk perang saudara (civil war), yaitu antara pihak utara dan pihak selatan.
Pihak utara yang dipimpin oleh Abraham Lincoln menghendaki perbudakan dihapuskan.
Tentu
saja oleh pihak selatan yang dipimpin kolonel Robert E. Lee ditolak,
karena di daerah selatan banyak terdapat kawasan perkebunan.
Di perkebunan-perkebunan itu dipekerjakan budak-budak belian yang terdiri dari kaum Negro.
Demikian juga keadaan di kebun kapas milik orang Perancis yang terletak di delta sungai Mississippi.
Para
budak belian negro yang kerja paksa di situ dilarang berbicara satu
sama lain, walau pada saat istirahat sekalipun.Tetapi mereka
diperkenankan menyanyi atau berpantun.
Oleh
karenanya pada waktu istirahat mereka bernyanyi dengan pantun sebagai
sarana komunikasi dalam mencurahkan isi hatinya. Mereka bernyanyi silih
berganti, sementara yang lainnya mengiringi dengan bertepuk-tepuk atau
memukul-mukul kayu dan benda lain.
Setahun sekali, orang-orang Perancis itu merayakan hasil paen mereka dengan pesta yang disebut Mardi Grass.
Perayaan itu dimeriahkan oleh marching band.
Sedangkan
suasana kehidupan sehari-harinya, orang-orang Perancis itu sering
memainkan musik tradisional yang mereka bawa dari Eropa yaitu musik
classic pada sore atau malam hari.
Pada
waktu civil war berlangsung, banyak orang Perancis yang mengungsi dan
meninggalkan rumah kediaman mereka beserta isinya. Budak-budak negro
itupun menemukan alat-alat musik yang ditinggalkan tuannya, dan mencoba
memainkan instrument tersebut.
Mereka meniru cara tuan mereka dalam memainkan instrument tersebut, asal bunyi saja.
Tanggal 9 April 1865, Kolonel Lee menandatangani perjanjian.Pihak selatan kalah dan perbudakan dihapuskan.
Selanjutnya,
pada acara pesta mardi grass, para negro itu menari dan
bernyanyi-nyanyi sepanjang jalan di New Orleans. Gaya nyanyian mereka
kemudian disebut sebagai gaya New Orleans atau blues.
Dengan
berakhirnya civil war dan perang Amerika – Spanyol, banyak alat-alat
marching band milik militer yang diperjual-belikan di toko toko loak.
Para negro itupun banyak yang membelinya.
Mereka memainkan alat-alat tersebut untuk mengiring gaya nyanyi New Orleans ataupun instumental.
Itulah peristiwa yang disebut sebagai lahirnya atau asal mula blues yang juga dikatakan sebagai lahirnya jazz.
Blues
berasal dari kata blue yang artinya sedih. Berdasarkan moment historial
inilah maka dikatakan bahwa jazz adalah manifesto tangis kesedihan kaum
negro yang mendambakan pembebasan dirinya dari perbudakan.
Walaupun pelakunya adalah orang-orang kulit hitam yang berasal dari Afrika, namun jazz bukan musik Afrika.
Jazz
lebih merupakan kreasi kaum hitam di Amerika.Bangsa Afrika hitam memang
mempunyai ikatan perasaan yang kuat dalam kelompoknya.
Banyak kata-kata yang pengucapannya mirip bahkan sama,namun artinya berbeda bila aksennya lain.
Di Amerika, mereka masih berusaha menghidupkan kebudayaan yang mereka bawa dari Afrika.
Sejarah
membuktikan bahwa hingga tahun 1855, di Congo Square, New Orleans,
setiap hari Minggu diadakan pagelaran musik tradisional Afrika kuno.
Perayaan itu mendapat ijin khusus dari pemerintah Amerika.
No comments:
Post a Comment